Penulis oleh ; Dahya Bhara Aji., S.Sos, Makineksis.com Jatim,
Keterangan foto : Kunker Ke Jatim, DPRD Kidang mempelajari area persawahan disana
Sebagaimana diketahui India merupakan pengekspor beras terkemuka di dunia, menyumbang lebih dari 40% perdagangan beras global, serta produsen terbesar kedua setelah China.
Kidang melanjutkan kisahnya, Sudah tak diragukan lagi, program ketahanan pangan era Soeharto ini begitu dikenal dan terkenang hingga kini. Kebijakannya masa itu diakui oleh Menteri Pertanian periode 2004-2009 Anton Apriyanto dengan banyak mengadpsi program-program semasa Orde Baru. Saat itu, tugas Kementerian pertanian hanya menyatukan kembali puing-puing yang berserakan yang sudah dibangun Soeharto.
Soeharto mengawali masa pemerintahannya pada 1966, Ia memprioritaskan sektor agraria dan mengeluarkan berbagai kebijakan yang mengarah ke revolusi pangan. Hal ini ditempuh karena kemiskinan dan kelangkaan pangan menjadi pemicu sekaligus pemantik munculnya krisis politik di Indonesia.
Sepanjang 1970-an hingga 1980-an dilakukan investasi besar-besaran untuk infrastruktur pertanian. Sejumlah waduk, bendungan, dan irigasi dibangun. Pada Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita), swasemabda pangan merupakan fokus tersendiri dalam rencana pembangunan yang dibuat oleh Soeharto.
Di dalam Pelita I Pertanian dan Irigasi dimasukkan sebagai satu bab tersendiri dalam rincian rencana bidang-bidang. Di dalam rincian penjelasan dijelaskan bahwa tujuannya adalah untuk peningkatan produksi pangan terutama beras.
Keterangan foto : DPRD Kutim Kidang bersama istri keduanya, Ny Rusmini Kidang memiliki latar belakang petani dan akrab dalam menggiatkan bercocok tanam padi di dapilnya serta aktif menggerakan kelompok tani melalui penyaluran aspirasi pertanian
Pada masa pemerintahannya, banyak dikembangkan institusi-institusi yang mendukung pertanian, mulai dari koperasi yang melayani kebutuhan pokok petani dalam usaha agribisnisnya, Bulog yang menampung hasil dari petani, institusi penelitian seperti BPTP yang berkembang untuk menghasilkan inovasi untuk pengembangan pertanian.
Salah satu produknya yang cukup terkenal adalah Varietas Unggul Tahan Wereng (VUTW), hingga berbagai bentuk kerjasama antar lembaga yang terkait penyediaan sarana prasarana yang mendukung pertanian seperti irigasi dan pembangunan pabrik pupuk.
Penyediaan sarana penunjang, seperti pupuk, diamankan dengan membangun pabrik-pabrik pupuk. Para petani dimodali dengan kemudahan memperoleh kredit bank. Pemasaran hasil panen mereka dijamin dengan kebijakan harga dasar dan pengadaan pangan. Diperkenalkan juga manajemen usaha tani, dimulai dari Panca Usaha Tani, Bimas, Operasi Khusus, dan Intensifikasi Khusus yang terbukti mampu meningkatkan produksi pangan, terutama beras
Sementara di saat sekarang harga beras bakal terus melonjak bahkan sempat krisis pangan. "Yang dulunya Indonesia berhasil memasok beras lokalnya hingga pasar luar di era Soeharto justru sekarang terbalik kita yang memasok beras dari luar," ucap Kidang mengenang
Untuk itu tentunya dirinya selaku wakil rakyat di Kabupaten Kutim prihatin dan terpanggil untuk terus mengasah ilmu pertaniannya
Bahkan usai menghadiri kunjungan kerja luar daerah membahas pelabuhan Kenyamukan Sangatta - Kutim melalui lintas koordinasi dengan Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Jawa Timur, ia langsung mempelajari sektor pertanian disana
"Bahkan saya ke Sidoarjo mencari bibit padi, walau ilmu saya tidak setara dengan mantan presiden ke dua kita almarhum Soeharto akan tetapi inspirasinya dalam memajukan pertanian memotivasi saya," tutup Kidang.(aji/rin)
Tulis Komentar