Makineksis.com, JAKARTA - Sebagai bangsa yang besar jangan sekali-sekali melupakan perjalanan demi perjalanan sejarah
Untuk itu, disaat masih dalam momentum kunjungan kerja (kunker) ke Jakarta, anggota Komisi C Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Kutai Timur, Masdari Kidang, SE senantiasa mengajak segenap bangsa di tanah air akan makna "jas merah"
"Jas Merah" yang dimaksudkan, legeslatif Kidang yakni mengenang kembali Pengkhianatan yang dinamakan Gerakan 30 September Partai Komunis Indonesia (PKI) yang menculik 7 jendral TNI yakni Jenderal TNI Ahmad Yani, Mayor Jenderal Siwondo Parman, Brigjen TNI Donald Isaac Pandjaitan, Mayjen M.T Haryono, Mayjen R. Suprapto, Mayjen TNI Sutoyo Siswomiharjo, dan Kapten Czi. Pierre Tendean.
Terlebih menurut Kidang saat dalam Gerakan 30 S/PKI ketujuh jendral itu, disiksa dan dibantai dengan keji hingga tewas dan jasad para patriotisme Garuda NKRI itu dimasukan ke dalam lubang buaya.
Bertepatan dengan mendekati puncak peringatan Hari Pancasila melalui tragedi G 30 S / PKI saat HUT Tentara Nasional Indonesia (TNI) ke - 78 tahun, Kidang menyempatkan ke museum Pancasila
Saat berada disana ditemani oleh dua prajurit TNI yang bertugas menjaga atribut sang pahlawan 7 jendral, ia menyempatkan diri melihat barang - barang peninggalan seperti seragam kebesaran mendiang almarhum Jenderal Besar TNI (purn) Dr. Abdul Haris Nasution serta miniatur replika pakaian seragam semi militer TNI, milik putri kandung Nasution, almarhumah ade Irma Suryani, Nasution yang tak luput dari kebiadaban antek PKI yang memberondongkan peluru senapan laras panjang ke arah tubuh mungil almarhumah Ade Irma saat melindungi almarhum sang ayahnda tercintanya sehingga lolos dari aksi penculikan
Pasca tragedi berdarah itu, nyawa almarhumah Ade Irma Nasution tak tertolong setelah beberapa hari kemudian sempat mendapatkan perawatan medis.
Selain itu, ajudan Nasution, yakni Almarhum Kapten Czi.(purn) Pierre Andries Tendean yang kala itu langsung menunjukkan rasa heroiknya dan mengaku sebagai Jendral Nasution demi melindungi sang jendralnya tak luput sempat diculik dan menjalani penyiksaan dengan keji hingga gugur serta jasadnya dimasukan dalam satu lubang yang sama yakni lubang buaya dengan para jendral lainnya yang dijemput paksa kemudian dibunuh.
Atas peristiwa G 30 S/PKI itu, politisi Demokrat, Kidang mengingatkan kembali kepada segenap rakyat tumpah darah Indonesia tetap waspada terhadap kebangkitan bahaya laten PKI agar tidak menodai lagi ideologi NKRI "Pancasila"
"Untuk itu mari kita heningkan dan tundukan sejenak kepala kita dalam memperingati gugurnya para jendral dalam mempertahankan harga mati Indonesia dan Pancasila agar jangan sampai bergeser ke ideologi komunis, semoga para jendral termasuk ade Irma Suryani diberikan ketenangan dan dilapangkan jalannya," ucap Kidang.
Kidang berpendapat sebagai pengingat kenangan kelam itu agar selalu mawas diri akan kebangkitan PKI, ia sangat setuju memasuki puncak peringatan G 30 S/PKI stasiun - stasiun televisi nasional dapat terus memutar film dokumenter bersejarah tersebut.(aji/rin)
Tulis Komentar