Iklan Dua

Wabup Kutim H Mahyunadi Pimpin Apel Tegaskan Rotasi Mutasi Hal WajarDikepemimpinan ARMY Konsisten Tidak Ada Dua Matahari

$rows[judul] Keterangan Gambar : Di hari pertama berkantor wakiili bupati H Ardiansyah, wabup Kutim, H Mahyunadi langsung pimpin rapat

Makineksis.com, Kutai Timur - Di hari pertamanya masuk kerja pasca dilantik bersama bupati Kabupaten Kutai Timur, drs H Ardiansyah Sulaiman, M.Si, wakil bupati Kutim, H Mahyunadi, SE., M.Si langsung memimpin apel pagi di pintu lobi utama kantor Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kutim.

Pada kesempatan itu, wabup H Mahyunadi sekaligus mewakili bupati H Ardiansyah Sulaiman, yang masih mengikuti retreat kepala daerah se-Indonesia di Akademi Militer di Magelang, Jawa Tengah.

Saat memimpin apel, wabup memberikan penegasan arahannya di hadapan ratusan pegawai yang hadir, Senin (24/2/2025).


Keterangan foto : (ist) Pada sambutannya Wabup H Mahyunadi sampaikan mutasi sesuatu yang wajar "penyegaran"

Apel dihadiri Sekretaris Kabupaten Rizali Hadi beserta sejumlah pejabat lainnya.
Mahyunadi berkomitmen, untuk menjalankan pemerintahan yang solid, profesional, dan berorientasi pada kesejahteraan masyarakat.

Mahyunadi menyampaikan bahwa kepemimpinan yang baik harus mampu menjaga kesinambungan program-program terdahulu yang bermanfaat, sekaligus melakukan perbaikan terhadap hal-hal yang kurang optimal.

“Sesuatu yang baik di kepemimpinan terdahulu kita lanjutkan, yang kurang kita perbaiki. Program yang bagus kita pertahankan, yang jelek kita tinggalkan, selanjutnya kita ganti dengan yang baru dan lebih baik,” ujarnya tegas.

Dia juga menepis kekhawatiran mengenai potensi dualisme kepemimpinan antara dirinya dan Bupati Kutai Timur.

“Tidak ada matahari kembar atau dualisme kepemimpinan. Saya sudah mempelajari tugas pokok dan fungsi sebagai Wakil Bupati. Saya akan bekerja sebagai bagian dari tim, bukan untuk bersaing, bukan untuk saling sikut. Kita harus bekerja profesional, senang melihat orang senang, bukan sebaliknya,” tegasnya.

Dalam kesempatan itu, Mahyunadi juga menyinggung soal mutasi jabatan yang kerap menjadi isu sensitif di lingkungan birokrasi, utamannya pasca-pilkada. Ia menekankan bahwa mutasi adalah hal yang wajar dalam pemerintahan, tetapi harus dilakukan dengan pertimbangan yang matang, bukan karena kepentingan tertentu.

“Mutasi jabatan merupakan sesuatu yang wajar, namun bukan dipaksakan. Sebagai perumpamaan, pejabat dari Muara Bengkal yang biasa makan jukut pija (ikan asin) dipindah ke daerah pesisir yang biasa makan ikan laut, tentu kesannya dipaksakan, begitu pun sebaliknya,” katanya dengan perumpamaan yang menggugah tawa hadirin.

Ia memastikan bahwa setiap mutasi yang dilakukan harus mempertimbangkan kapasitas dan kapabilitas pegawai, sehingga roda pemerintahan bisa berjalan efektif dan efisien.

“Jika memang dilakukan, tentunya dengan mempertimbangkan kapasitas dan kapabilitas. Semua ini demi menjadikan Kutai Timur lebih hebat, dengan masyarakat yang lebih sejahtera,” pungkasnya.


Hari pertama Mahyunadi bertugas sebagai Wakil Bupati menjadi sinyal awal bagi pemerintahan Kutim yang lebih harmonis dan profesional. Gaya komunikatifnya yang lugas, disertai visi yang jelas, memberikan harapan baru bagi birokrasi dan masyarakat Kutim. Dengan menegaskan kerja tim, kesinambungan program, serta kebijakan yang berbasis pada kapabilitas, ia menunjukkan bahwa dirinya siap mengawal roda pemerintahan menuju perubahan yang lebih baik mendampingi Bupati. (*)


Tulis Komentar

(Tidak ditampilkan dikomentar)