Makineksis.com, Kutai Timur - Saat menggelar buka puasa bersama Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Kutai Timur, di Kopi Kai jalan Soekarno Hatta No.5, Swarga Bara, Kecamatan Sangatta Utara dalam sambutannya Wakil Bupati Kutim, H Mahyunadi SE., M.Si berpesan hendaknya dalam menulis berita dapat kontinyu secara berkelanjutan "alurnya" nyambung.
"Jangan menulis berita separuh - separuh demi perimbangan berita.Menulis yang jelek - jeleknya saja, akan tetapi suatu pencapaian positif justru sebaliknya tidak ditulis," terang H Mahyunadi.
H Mahyunadi menegaskan lembaga yang menaungi wartawan bukanlah LSM atau organisasi kemasyarakatan lainnya.
"Kebanyakan dari pengalaman-pengalaman sudah ada LSM lebih banyak ditunggangi kepentingan, berbeda dengan wartawan menulis murni kritis, idealis jauh dari informasi pesanan atau titipan, kepentingan. Saya rasa di Kutim ini tidak mengenal istilah wartawan bodrex, artinya membela yang bayar. Jangan sampai seperti itu yah rekan-rekan. Ini hanya sebatas gambaran fenomena saja," kata H Mahyunadi.
H Mahyunadi menegaskan terkait nuansa pilkada lalu, mungkin ada berbeda pilihan "arah" akan tetapi netralitas sebuah pemberitaan dapat terpelihara baik. "Yang lalu biarlah berlalu, namun perlu diingat kedepannya saya bersama bapak bupati Kutim drs H Ardiansyah Sulaiman tidak akan mudah dibenturkan politik atau kepemimpinan adu domba," lugas orang nomor duanya di Pemkab Kutim ini.
Ia mengatakan kepemimpinannya bersama bupati senantiasa sejalan, seirama, solid dan kompak.
Lantas Mahyunadi ilustrasikan ibarat dunia pewayangan ada lakon Pandawa, Kurawa dan Sengkuni. "Disaat antara Pandawa dan Kurawa teradu domba, berperang justru Sengkunilah yang mengambil keuntungan dari konflik tersebut," ulas wabupnya.
"Dijaman kami tidak ada isitlah itu semua. Artinya harapan kami peran media dapat memposisikan profesinya secara profesional. Jika ada suatu informasi yang membutuhkan konfirmasi maka dapat berkoordinasi terlebih dahulu dengan saya atau bapak bupati," jelas H Mahyunadi.
"Jika isi berita sarat akan hal kebaikan maka beritakanlah kepada masyarakat, apabila kurang baik dapat dikomunikasikan lebih dulu kepada kami, agar menjadi bahan koreksi (evaluasi) untuk dapat diklarifikasi sehingga penyajiannya akan lebih baik lagi," ucap H Mahyunadi.
H Mahyunadi, menjelaskan pemerintah daerah tidak anti kritik dalam membangun, selagi penulisan dapat dikonfirm. "Beda halnya apabila kami menutup mata, tidak mau mendengar dinasehati kawan - kawan wartawan silahkan saja tulis ke publik. Tapi kan, kami selama ini selalu menanggapi wawancara media," katanya.
"Kami sangat terbuka kepada rekan-rekan PWI Kutim atau aliansi jurnalis lainnya. Yang sudah baik kita tulis apabila kurang sama - sama diperbaiki," tamdas Wabup H Mahyunadi.(aji/rin)
Tulis Komentar