Makineksis.com, Kutai Timur - Pada sesi sambutan pasangan kepala daerah yang baru saja dilantik oleh Presiden RI, Prabowo Subianto di Istana Negara Jakarta, Bupati Kabupaten Kutai Timur, drs H Ardiansyah Sulaiman M.Si dan Wakil Bupati H Mahyunadi, SE., M.Si (priode 2025 - 2030) pada pidato sambutannya di ruang paripurna sekretariat DPRD Kabupaten Kutim, keduanya menyadari adanya kesenjangan pembangunan infrastruktur antara perkotaan dan pedesaan.
Bupati H Ardiansyah Sulaiman merincikan, kesenjangan prasarana yang dimaksud yakni seperti kerterbatasan akses jalan, listrik, air bersih, saluran irigasi dan layanan telekomunikasi.
Keterangan foto : Bupati dan wabup Kutim, H Ardiansyah dan H Mahyunadi peka akan kesenjangsn bersiap kebut progres pemerataan pembangunan
Walau demikian, bukan artinya membuat bupati H Ardiansyah Sulaiman dan Wabup H Mahyunadi menutup mata. Justru sebaliknya keduanya menjadikan permasalahan tersebut sebagai perhatian "serius" dan menjadi atensi bagi keduanya untuk dapat mempercepat proses dalam mengatasinya.
"Tekad kami, ingin memastikan inshaallah apabila telah teratasi maka dampak pemerataan pembangunan di Kutim sangat dirasakan manfaatnya bagi segenap masyarakat Kutim," beber H Ardiansyah Sulaiman.
H Ardiansyah Sulaiman bersama H Mahyunadi menegaskan dengan berkomitmen secara konsisten melanjutkan program pembangunan akses jalan di Kecamatan Sandaran, jalan penghubung Muara Bengkal terutama akses menuju rumah sakit, Mulupan, Long Mesangat sampai Busang, Telen, Poros dapat menjadi akses utama untuk memasuki wilayah tersebut, Rantau Pulung
"Kesemua percepatan pembangunan itu, akan kami prioritaskan," tegas H Ardiansyah yang disupport penuh wabupnya H Mahyunadi.
H Ardiansyah Sulaiman mengajak segenap anggota dewan dapat bersama - sama mengawal dan mengawasi selama pelaksanaan pembangunan berjalan.
"Untuk akses sosial, walaupun terbukti menunjukan kabar gembira namun masih kami dapati adanya tantangan angka kemiskinan, pengurangan angka pengangguran, serta peningkatan kualitas pendidikan dan layanan kesehatan. Indeks pertumbuhan manusia meningkat dari tahun ke tahun, hingga diperlukan peningkatan kualitas SDM yang unggul serta berdaya saing," terang H Ardiansyah Sulaiman.
H Ardiansyah Sulaiman mengatakan selain itu keberlanjutan pembangunan menjadi isu penting yang menjadi perhatian bersama. Kutim juga menghadapi tatangan besar dalam menjaga keseimbangan antara pemanfaatan sumber daya alam dan pelestarian lingkungan.
"Oleh karena itu kami, akan melakukan pendekatan serta mendorong pembangunan yang lebih bijak berbasis ekonomi berkelanjutan turut mengutamakan masyarakat dan berorientasi peningkatan nilai tambah SDA lokal," beber H Ardiansyah Sulaiman.
Sementara tatakelola pemerintahan, H Ardiansyah Sulaiman, H Mahyunadi menganggap penting terwujudnya transparansi, akuntanbilitas serta peningkatan kualitas merupakan aset yang tidak bisa ditawar-tawar lagi.
"Kami akan terus memperbaiki sistem birokrasi agar lebih efisien dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat," ucap orang nomor satunya digedung putih pemkab Kutim.
Kutim - 1 dan 2 berkeyakinan dengan adanya sinerginitas, terutama dukungan dari segenap elemen masyarakat Kutai Timur dapar bergerak maju, pesat, besar selaras dengan visi Provinsi Kaltim dan visi Indonesia Emas 2045.
H Ardiansyah menegaskan tahun 2025, 2029 merupakan fase penguatan pondasi transformasi menuju Kutim Hebat 2045. "Di priode kami, sebagai tonggak penting didalam memastikan pembangunan secara inklusif, berkelanjutan dan berdaya saing tinggi dimasa depan terutama dalam kerangka kita menerapkan visi terwujudnya Kutim tangguh, mandiri dan berdaya saing," ucap politisi PKS ini.
Apa itu Kutim Tangguh ? Bupati definisikan artinya Kutim mampu secara tangguh dalam menghadapi tantangan global, mandiri secara ekonomi dan sosial serta berdaya saing dalam memberikan nilai tambah dari sektor unggulan terutama berdampak positif bagi masyarakat Kutim. "Kami akan mendirikan sentra industri berbasis masyarakat seperti industri pengolahan cokelat, industri pengolahan nanas, industri pengolahan pisang, industri karet terutama mengasah kreativitas masyarakat demi meningkatnya kesejahteraan," beber H Ardiansyah Sulaiman.
Sementara disisi lain industri padat modal Kutim telah lebih dulu eksis pada industri batu bara, perkebunan sawit serta beragam perusahaan lainnya. (aji/rin)
Tulis Komentar